Anemia, yang ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin di bawah ambang normal, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi anemia di Indonesia, termasuk pada kelompok remaja putri. Pemerintah telah memiliki program distribusi tablet zat besi-asam folat bagi Wanita Usia Subur, termasuk remaja, namun implementasinya masih menghadapi kendala, terutama masalah kepatuhan konsumsi. Berbagai alasan seperti efek samping mual, pusing, dan rasa tidak nyaman seringkali menjadi penghalang bagi remaja putri untuk patuh mengonsumsi suplemen tersebut.
Ketidakpatuhan ini, ditambah dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan gizi seimbang, dapat memperburuk status gizi remaja. Mengatasi masalah ini memerlukan upaya kolaboratif, tidak hanya dari tenaga kesehatan, tetapi juga dari sektor lain seperti sekolah. Palang Merah Remaja (PMR) di sekolah memiliki potensi besar sebagai agen perubahan kesehatan (health agent of change) atau pendidik sebaya (peer educator). Selama ini, kegiatan PMR memang banyak berfokus pada Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan pertolongan pertama, namun perannya sebagai pendidik sebaya dalam isu gizi dan anemia perlu diperkuat.
Mengingat SMPN 19 Surakarta adalah Sekolah Siaga Kependudukan (SSK), ini menjadi momentum yang tepat untuk mengintegrasikan isu kesehatan reproduksi remaja, termasuk anemia, ke dalam program sekolah. Dengan memperkuat kapasitas anggota PMR sebagai pendidik sebaya, diharapkan mereka dapat menjadi teladan dan motivator bagi teman-teman sebaya untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kepatuhan dalam upaya pencegahan anemia melalui konsumsi suplemen zat besi-asam folat dan makanan bergizi.
Waktu Pelaksanaan
Program inovasi "PMR SIAGA ANEMIA" ini akan dilaksanakan secara intensif satu bulan sekali pada setiap minggu ke-4, dimulai pada Tahun Pelajaran 2024/2025.
- Pekan 1 (Bulan Pertama - Orientasi dan Pelatihan Dasar)
- Materi: Pengenalan Anemia (definisi, penyebab, gejala, dampak), pentingnya zat besi, asam folat, vitamin C, dan nutrisi lain, serta peran PMR sebagai peer educator.
- Metode: Diskusi interaktif, pemutaran video edukasi, brainstorming, dan pembagian modul/buku panduan anemia untuk PMR.
- Pekan 2 (Bulan Kedua - Keterampilan Komunikasi dan Edukasi)
- Materi: Teknik komunikasi efektif, cara penyampaian informasi yang menarik, mengatasi kendala peer, dan simulasi edukasi tentang anemia dan pentingnya konsumsi tablet zat besi-asam folat.
- Metode: Role play, studi kasus, dan latihan presentasi.
- Pekan 3 (Bulan Ketiga - Implementasi dan Pendampingan)
- Materi: Perencanaan kegiatan edukasi sebaya di lingkungan sekolah (misalnya, membuat poster, infografis, sesi sharing kecil di kelas, atau kampanye singkat), strategi memotivasi teman sebaya.
- Metode: Workshop perencanaan, pendampingan dalam pelaksanaan edukasi sebaya pertama oleh anggota PMR.
- Pekan 4 (Bulan Keempat dan Seterusnya - Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan)
- Materi: Refleksi kegiatan edukasi yang telah dilakukan, identifikasi tantangan, dan pengembangan strategi baru. Diskusi tentang perkembangan kepatuhan konsumsi tablet zat besi-asam folat di kalangan teman sebaya.
- Metode: Sesi berbagi pengalaman, FGD (Focus Group Discussion), dan evaluasi partisipatif.